Tuesday, 11 August 2015

SI-407 INVENTORY (Manajemen Persediaan)


Pendahuluan
       Yaitu:
       Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan
       Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian barang jadi
       Meliputi:
       Persediaan bahan mentah
       Persediaan barang dalam proses
       Persediaan barang jadi/produk akhir
       Persediaan bahan-bahan pembantu/pelengkap
       Persediaan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan
       Uang
       Ruangan fisik (bangunan)
       Peralatan
       Tenaga kerja


Fungsi Pengendalian Persediaan
       Sebagai penyangga proses produksi sehingga proses operasi dapat berjalan terus
       Menetapkan banyaknya barang yang harus disimpan sebagai sumber daya agar tetap ada
       Sebagai pengganggu inflasi
       Menghindari kekurangan/kelebihan bahan

Biaya-biaya Dalam Persediaan
       Biaya penyimpanan
   (holding cost/carrying costs)
       Biaya pemesanan
   (order costs)
       Biaya persiapan
   (setup costs)
       Biaya kehabisan/kekurangan bahan
    (shortage costs)

Biaya Penyimpanan  (holding cost/carrying costs)
       Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan, mis: penerangan, pemanas, pendingin, dll)
       Biaya modal (opportunity cost of capital)
       Biaya keusangan
       Biaya penghitungan fisik dan konsiliasi laporan
       Biaya asuransi
       Biaya pajak persediaan
       Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan
       Biaya penanganan persediaan
       dll


Biaya Pemesanan (order costs)
       Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi
       Upah
       Biaya telpon
       Pengeluaran surat menyurat
       Biaya pengepakan dan penimbangan
       Biaya pemeriksaan penerimaan
       Biaya pengiriman ke gudang
       Biaya hutang lancar
       dll

Biaya Persiapan (setup costs)
       Biaya mesin-mesin penganggur
       Biaya persiapan tenaga kerja langsung
       Biaya scheduling (penjadwalan)
       Biaya ekspedisi
       dll

Biaya Kehabisan/kekurangan Bahan (shortage costs)
       Kehilangan penjualan
       Kehilangan langganan
       Biaya pemesanan khusus
       Biaya ekspedisi
       Selisih harga
       Terganggunya operasi
       Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial
       dll

Model Manajemen Persediaan


Hubungan Biaya Pesan  dan Biaya Simpan


Asumsi EOQ
-         Permintaan akan produk konstan, seragam, dan diketahui (deterministik)
-         Harga/unit produk konstan
-         Biaya simpan/unit/th konstan
-         Biaya pesan/order konstan
-         Wakttu antara pesanan dilakukan dan barang diterima (lead time/L) konstan
-         Tidak terjadi kekurangan barang/back order

Contoh Soal
Diketahui sebuah perusahaan memiliki kebutuhan bahan baku sebesar 10.000 unit per tahun. Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah sebesar Rp 150,-/order. Biaya simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/u/tahun. Hari kerja per tahun adalah 350 hari. Waktu tunggu (lead time) untuk pengiriman bahan tersebut selama 10 hari
Pertanyaan:
       Hitunglah EOQ
       Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut
       Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun
       Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan
       Tentukan reorder point (titik pemesanan kembali)
       Bagan persediaan perusahaan


Contoh Soal
       Suatu perusahaan memiliki kebutuhan material sebesar 100.000 unit per tahun. Biaya pesan $35/order. Biaya simpan sebesar 20% dari harga beli material.
                Pihak supplier menawarkan suatu penawaran khusus untuk pengadaan material tersebut dalam bentuk harga potongan. Adapun syaratnya adalah sbb:
                Kuantitas pembelian                      Harga
                4000 – 7999 unit                                                $1.80
                Lebih dari 8000 unit                         $1.70
               
                Pertanyaan:
                Di unit berapakah sebaiknya perusahaan melakukan pembelian.


Latihan
Soal I :
Rencana Kebutuhan suatu peralatan pada perkebunan XYZ adalah 10.000 unit
per tahun. Barang tersebut dibeli dari pemasok dengan harga Rp. 10.000 per unit
dengan  ongkos pesan Rp. 1000.000,- setiap satu kali pesan. Jika ongkos simpan
adalah Rp. 2.000 per unit per tahun, waktu pemesanan adalah satu bulan dan
persediaan  pengamannya adalah kebutuhan selama satu minggu.
Jika diketahui perusahaan masih memiliki persediaan 1000 unit di awal tahun,
perusahaan masih memiliki pesanan yang sedang dikirim sebesar 100 unit dan
merencanakan mempunyai persediaan 500 unit diakhir tahun :
          Tentukan kebutuhan ril perusahaan per tahun = 10.000-1.000-100+ 500=9.400
          tentukan jumlah pemesanan yang optimalnya = (2. 1000.000.9.400/2.000) 0.5 =  3066
          Tentukan ongkos persediaan optimal =
(2.000 x 3066/2) + (1.000.000x9.400/3066) + (6x9.400/350) x 10.000 = 7.677.000
          tentukan frekuensi pemesanan optimal = 9.400/3066 = 3 x
          waktu pemesanan untuk pengadaan peralatan tersebut dan = 350 / 3 = 117 hari
          Gambarkan diagram pengendalian inventori tersebut yang meninformasikan :
          Jumlah pesanan optimal, waktu tunggu dan reorder  pointnya.











SI-505 Pengenalan Audit Sistem Informasi


Pengertian
Menurut pendapat Ron Weber (1999, p.10 ), “ EDP auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer systems safeguards assets, maintains data integrity, achieves or-ganzational goals effectively, and consumes resources effiently”. Pengertiannya secara garis besar ialah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik/ tidak disalah gunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer. Audit sistem informasi dilakukan untuk dapat menilai:
a apakah sistem komputerisasi suatu organisasi/perusahaan dapat  mendukung pengamanan aset.
b apakah sistem komputerisasi dapat mendukung pencapaian  tujuanorganisasi/perusahaan.
c apakah sistem komputerisasi tersebut efektif, efisien dan data integrity terjamin.

Dikaitkan dengan pengertian dan jenis-jenis audit yang telah dibahas pada bab sebelumnya, audit sistem informasi dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe. Audit sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan bagian dari suatu kegiatan audit laporan keuangan yang system akuntansinya berbasis komputer, khususnya dalam pengujian pengendalian (test of controls) apakah sistem dan program-programnya sudah benar, atau
dalam audit substantif (substantive test of transactions and balance related) apakah data/file yang ada pada sistem komputerisasi benar. Di pihak lain audit sistem informasi juga dapat dikatagorikan sebagai jenis audit operasional, khususnya kalau pemeriksaan yang dilakukan adalah dalam rangka penilaian terhadap kinerja unit fungsional atau fungsi system informasi (pusat/instalasi komputer), atau untuk mengevaluasi sistem- sistem aplikasi yang diimplementasikan pada suatu organisasi (general review), untuk memeriksa keterandalan sistem aplikasi komputer yang sedang dikembangkan (concurrent audit), maupun yang sudah dioperasikan (post implementation audit) Jadi secara lebih jelas audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai berikut: 

1. Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)
2. Audit operasional (Operational Audit)

2.1. Audit terhadap aplikasi komputer
a Postimplementation audit (audit setelah implementasi)
b Concurrent audit (audit secara bersama-sama)

2.2. General audit (audit umum)
Auditor mengevaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi system informasi (instalasi komputer) apakah telah dikelola dengan baik.
Tujuan Audit SI
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999, p.11-13) dapat disimpulkan secara garis besar terbagi menjadi empat tahap, yaitu
1. Meningkatkan keamanan aset-aset perusahaan.
2. Meningkatkan integritas data.
3. Meningkatkan efektifitas sistem.
4. Meningkatkan efisiensi sistem

1. Pengamanan Aset 
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware) perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset.
2. Menjaga integritas Data 
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem
informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan.
3. Efektifitas 
Sistem Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan  efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
4. Efisiensi 
Sistem Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai.
5. Ekonomis 
Ekonomis mencerminkan kalkukasi untuk rugi ekonomi (cost/ benefit) yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter (uang).


Perlunya Kontrol & Audit
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit sistem informasi (Weber, 1999, p.6) adalah antara lain untuk:
1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah.
2. Mendeteksi resiko kehilangan data.
3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.
4. Menjaga aset perusahaan karena nilai hardware, software dan personil yang lazimnya tinggi.
5. Mendeteksi resiko error komputer.
6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraud).
7. Menjaga kerahasiaan
8. Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer.
Weber menggambarkan the need for controls and audit of computers dapat dalam model di bawah ini :

Tujuan dan ruang-lingkup audit tidak mengalami perubahan. Akan tetapi penggunaan suatu komputer dapat mengubah pengolahan dan penyimpanan informasi keuangan dan dapat berdampak terhadap organisasi dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan dalam mencapai pengendalian intern yang memadai. Oleh karena itu prosedur yang digunakan oleh auditor dalam memperoleh pemahaman dan melakukan pengujian pengendalian atas sistem akuntansi dan pengendalian intern yang berkaitan maupun pengujian substantif yang berkaitan dengan sifat, saat, dan luas prosedur audit lainnya dapat mengalami perubahan. 
Keahlian dan kompetensi auditor dalam audit sistem informasi berbasis komputer mungkin agak berbeda dibandingkan dengan cara kerja para akuntan yang memeriksa sistem pembukuan secara manual. Jika auditor melaksanakan auditnya dalam sistem berbasis kmputer, maka ia harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai komputerisasi/ komunikasi untuk merencanakan penugasan dan ia harus memahami bagaimana dampak pengolahan data elektronik terhadap prosedur yang digunakan oleh auditor dalam memperoleh pemahaman dan melakukan
prosedur audit, termasuk penggunaan teknik audit berbantuan komputer
(TABK).

 Auditor harus memutuskan apakah dalam auditnya ia akan menggunakan komputer atau tidak dan pendekatan mana yang akan ditempuh. Tiga pendekatan audit yang berkaitan dengan komputer :
a Audit disekitar komputer (audit arround the computer).
b Audit melalui komputer (audit through the computer).
c Audit dengan komputer (audit with the computer).
Audit Arround the Computer.
Dalam pendekatan audit disekitar komputer, auditor dapat melangkah kepada perumusan pendapat dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara sama seperti pada sistem manual (bukan sistem informasi berbasis komputer). Auditor tidak perlu menguji pengendalian sistem informasi berbasis komputer klien (yaitu terhadap file program/data di komputer), melainkan cukup terhadap input serta output sistem aplikasi saja. Dari penilaian terhadap kualitas dan kesesuaian antara input dengan output sistem aplikasi ini, auditor dapat mengambil kesimpulan tentang kualitas pemrosesan data yang dilakukan klien (meskipun proses/program komputernya tidak diperiksa). Oleh karena itu auditor harus dapat mengakses ke dokumen sumber yang cukup dan daftar laporan/keluaran (output) yang terinci dalam bentuk yang dapat dibaca. Kuncinya adalah pada penelusuran transaksi terpilih mulai dari dokumen sumber sampai ke bagan-perkiraan (akun) dan laporan keuangan. Untuk menerapkan metode ini, pertama auditor meninjau dan menguji pengendalian masukan (input controls), kemudian menghitung hasil yang diperkirakan (expected) dari proses transaksi yang terpilih, lalu auditor membandingkan hasil sesungguhnya seperti yang tampak dalam laporan yang dihasilkan dengan hasil yang dihitung secara manual (untuk mendapat
keyakinan bahwa proses atau program komputernya sudah benar).
Disamping mungkin masalah pengetahuan auditor mengenai aspek teknis komputer atau keterbatasan lain, metode audit di sekitar komputer tersebut cocok untuk dilaksanakan pada situasi sebagai berikut :
1) Dokumen sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non-mesin) , artinya masih kasat mata dan dilihat secara visual.
2) Dokumen-dokumen disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.
3) Keluaran dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri setiap transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya.
4) Sistem komputer yang diterapkan masih sederhana.
5) Sistem komputer yang diterapkan masih menggunakan software yang umum digunakan, dan telah diakui, serta digunakan secara massal.
Keunggulan metode audit disekitar komputer adalah:
1. pelaksanaan audit lebih sederhana.
2. auditor yang memiliki pengetahuan minimal di bidang komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit.
Kelemahannya adalah jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem itupun akan berubah dan perlu penyesuaian sistem atau program-programnya, bahkan mungkin struktur data/file, sehingga auditor tidak dapat menilai/menelaah apakah sistem masih berjalan baik.
Audit Through the Computer
Dalam pendekatan audit ke sistem komputer (audit through thecomputer) auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap program-program dan file-filile komputer pada audit sistem informasi berbasis komputer. Auditor menggunakan komputer (software bantu) atau dengan cek logika atau listing program (desk test on logic or program source code) untuk menguji logika program dalam rangka pengujian pengendalian yang ada dalam komputer. Selain itu auditor juga dapat meminta penjelasan dari para teknisi komputer mengenai spesifikasi sistem dan/ atau program yang diperiksanya. Dalam pengujian substantif, para auditor memeriksa file/data komputer. Apabila auditor menggunakan alat bantu program audit, besar kecilnya penggunaan (peranan) komputer dalam audit tergantung pada kompleksitas dari sistem komputer perusahaan yang diaudit. Penggunaannya dapat sederhana atau lebih rumit. Dalam pendekatan ini fokus perhatian auditor langsung pada operasi pemrosesan di dalam system komputer.
Pendekatan audit langsung ke sistem komputerisasi cocok dalam kondisi:
1) Sistem aplikasi komputer memroses input yang cukup besar dan meng-hasilkan output yang cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya.
2) Bagian penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di dalam komputerisasi yang digunakan.
3) Sistem logika komputer sangat kompleks dan memiliki banyak
fasilitas pendukung.
4) Adanya jurang yang besar dalam melaksanakan audit secara visual, sehingga memerlukan pertimbangan antara biaya dan manfaatnya.
Keungulan pendekatan audit melalui komputer adalah:
1) auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer.
2) auditor akan merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya.
3) auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapi perubahan lingkungan.
Karena pendekatan ini demikian kompleksnya, maka kelemahan pendekatan ini yaitu memerlukan biaya yang besar dan tenaga ahli yang terampil. 
Audit with the computer
Dalam audit dengan komputer (audit with the computer) atau audit berbantuan komputer (computer assisted audit) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan oleh auditor dalam melaksanakan prosedur audit:
1) Memproses/melakukan pengujian dengan sistem komputer klien itu sendiri sebagai bagian dari pengujian pengendalian/substantif.
2) Menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas audit yang terpisah dari catatan klien, yaitu mengambil copy data/file dan/atau program milik klien untuk dites dengan komputer lain (di kantor auditor).
3) Menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam audit, menyangkut :
a Dalam pengujian program dan/atau file/data yang dipergunakan dan dimiliki oleh perusahaan (sebagai software bantu audit).
b Menggunakan komputer untuk dukungan kegiatan audit, misalnya untuk administrasi dan surat-menyurat, pembuatan tabel/jadwal, untuk sampling, dan berbagai kegiatan office automation lainnya
Pada pendekatan ini audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software untuk mengotomatisasi prosedur pelaksanaan audit. Pendekatan ini dapat menggunakan beberapa computer assisted audit techniques, misalnya Systems control audit reviw file (SCARF), snapshot (pemotretan cepat), dan sebagainya.
Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara audit yang sangat bermanfaat, khususnya dalam pengujian substantif atas file dan record perusahaan. Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang digunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalan record/ data/file perusahaan. Software audit yang digunakan dapat digolongkan menjadi dalam: (1) perangkat lunak audit khusus ( SAS, specialized audit software), dan (2) perangkat lunak audit yang berlaku umum (GAS, generalized audit software)
Perangkat lunak terspesialisasi (specilized audit software) merupakan satu atau lebih program khusus yang dirancang oleh auditor agar sesuai dengan situasi audit tertentu. Software audit ini jarang digunakan karena penyiapannya memerlukan waktu, mahal, dan memerlukankeahlianauditordibidangkomputer.Cara penanggulangannya dapat dengan menggunakan program yang relevan dengan tujuan audit yang saat itu digunakan oleh perusahaan. Sedangkan perangkat lunak audit yang digeneralisasi terdiri dari seperangkat program komputer yang secara bersama melaksanakan bermacam fungsi pemrosesan data atau manipulasi data sebagai alat bantu audit. GAS lazimnya dibuat software house sebagai suatu package software yang dijual dan dapat digunakan oleh berbagai kantor akuntan untuk melaksanakan tugas audit dan dapat digunakan pada berbagai perusahaan. 
Program-program audit digeneralisasi mempunyai dua manfaat penting: 
1) program ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pelatihan bagi staf auditor (user friendly) dalam menggunakan program. Dalam hal ini auditor hanya perlu memiliki sedikit pengetahuan tentang komputer atau sistem informasi berbasis komputer, tidak perlu memiliki pengetahuan dalam pemrograman.
2) dapat diterapkan pada berbagai perusahaan, dalam lingkup tugas-tugas yang lebih besar atau kecil tanpa harus mengeluarkan biaya atau mengalami kesulitan dalam mengembangkan program.
 Kelemahan utama sistem audit berbasis komputer yang digeneralisasi adalah upaya dan biaya pengembangannya tentu relatif besar dan mungkin memerlukan keahlian teknis yang memadai, karena antara lain software tersebut harus dirancang untuk dapat digunakan secara luwes untuk berbagai perusahaan dan berbagai tipe testing. Oleh karena itu pembuat software ini lazimnya software house. Selain itu karena software ini bersifat generalized maka tentu tidak akan dapat memenuhi kebutuhan spesifik tiap auditor secara individu, karena bagaimanapun produk tersebut adalah bersifat paket. 
Audit dengan bantuan komputer untuk kegiatan dukungan paling sering digunakan meskipun sistem klien tidak berbasis komputer. Selain untuk kegiatan administratif, sampling, penjadwalan penyusunan program audit dan kuesioner serta pencatatan-pencatatan dan pelaporan hasil audit, komputer biasanya juga digunakan oleh auditor atau pegawai perusahaan klien untuk melakukan analisis atau pengikhtisaran, pembuatan grafik dan tabel-tabel tentang hasil audit (misalnya dengan Microsoft Excel).
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan misalnya data neraca saldo klien di input ke dalam sistem komputer, lalu auditor menggunakan data tersebut untuk menghitung atau melakukan prosedur analisis. Komputer juga dapat dipergunakan untuk:
a) penyusunan neraca saldo dan skedul utama, yaitu misalnya pada saat audit dilakukan, perkiraan-perkiraan neraca saldo dapat secara otomatis dijumlah atau digabungkan untuk menyusun naskah laporan keuangan.
b) penyusunan kertas kerja. Misalnya untuk merekam pembuktian saldo kas bank, konfirmasi, pengkhtisaran piutang, ikhtisar aktiva tetap dan penyusutan.
c) prosedur analitis.
d) mempermudah pembandingan jumlah-jumlah ratio dan analisis lain.
e) penyusunan program audit. Misalnya dengan mengetik program audit dengan fasilitas pengolah kata.
f) memahami struktur pengendalian intern. Dapat dilakukan dengan pengolah kata (secara narataif), dengan membuat daftar pertanyaan, atau dengan membuat bagan arus.
g) sampling audit. 
Menggunakan perangkat lunak khusus untuk merancang, memilih dan mengevaluasi sampel audit dengan berbagai teknik statistikdan non statistik atau dengan tabel kerja elektronik.
h) pengaturan penugasan dan perencanaan waktu. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan fasilitas pengolah kata atau tabel kerja elektronik.
i) penyusunan perangkat lunak audit. Komputer digunakan untuk mempermudah pengembangan spesifik GAS.
Sering kali tugas-tugas spesifik yang dilakukan auditor dengan komputer bergantung pada jenis perangkat lunak yang tersedia. Jenis-jenis perangkat lunak seperti perangkat lunak multi-guna komersial, contohnya program tabel lembaran kerja (spread-sheet), dan pengolah kata (word processor). Spread-sheet dapat menyajikan dan memanipulasi data dalam bentuk matrik dengan kolom-kolom dan baris-baris yang mirip dengan neraca lajur, Termasuk dalam jenis tabel kerja elektronik ini ialah Excel, Lotus 1-2-3, Visi-Calc, Supercalc, dan Multiplan. Sedangkan untuk word processor misalnya Microsoft Word, WordStar, Perfect Writer, Word Perfect. Selain untuk pengolah lembaran kerja dan pengolah kata, komputer juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempale. Template ialah merupakan format-format yang dirancang terlebih dahulu dalam bentuk yang standar, untuk tujuan kertas kerja dan surat-surat, yang disimpan dalam perangkat lunak elektronik atau pengolah data. Auditor juga dapat membuat software audit yang lebih khusus bagi kepentingannya. Perangkat lunak kegunaan khusus tersebut merupakan perangkat lunak yang dikembangkan sendiri oleh auditor untuk kepentingan intern.