Tuesday, 14 July 2015

Peranan teknologi dalam organisasi

A. Pengertian teknologi organisasi.
       Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan, alat-alat, teknik dan kegiatan, yang digunakan untuk mengubah input menjadi output. Karena itu dapat dikatakan bahwa teknologi meliputi seluruh proses transformasi yang terjadi dalam organisasi, menyangkut mesin-mesin yang digunakan, pendidikan dan keahlian karyawan, serta prosedur kerja yang digunakan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan (Lubis & Husaini; 1987: 96). Pembahasan mengenai teknologi organisasi dilakukan dengan membedakan organisasi menjadi dua jenis, yaitu organisasi perusahaan manufaktur dan organisasi perusahaan non-manufaktur. Penelitian mengenai teknologi organisasi perusahaan manufaktur yang dianggap paling berpengaruh terhadap perkembangan teori organisasi, yang dilakukan Joan Woodward pada tahun 1950-an di Inggris. 
       Woodward menemukan bahwa perusahaan yang mengunakan struktur yang sesuai dengan teknologi produksinya dikelompokan ke dalam tiga tipe teknologi produksi, yaitu; 
(1) pembuatan produk tunggal atau dalam kelompok ukuran kecil; 
(2) produksi masal atau dalam kelompok ukuran besar; dan 
(3) produksi menurut proses.

B. Peranan utama teknologi dalam organisasi
          Teknologi dalam organisasi memiliki peranan utama dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi. Dalam teori organisasi yaitu dengan prinsif ketergantungan (contingency), menyatakan bahwa karakteristik organisasi mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor teknologi yang pada akhirnya berkembang menjadi pendekatan modern dalam teori organisasi. Menurut James Thomson, teknologi organisasi tidak didasarkan pada penyelidikan yang dilakukan dilapangan, melainkan merupakan suatu pembahasan teoritis yang disusun berdasarkan landasan-landasan pemikiran yang telah muncul sebelumnya. 
       Organisasi adalah sebuah sistem terbuka, dan teknologi organisasi merupakan cerminan dari kondisi lingkungan organisasi dan juga jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi.
     Thomson mengelompokan teknologi organisasi menjadi 3 jenis, yang masing-masing menggambarkan jenis hubungan yang terjadi dengan konsumen maupun jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi, yaitu: 
(1) Teknologi perantara (mediating technology), digunakan untuk menghubungkan beberapa klien yang satu sama lain tidak dapat dihubungkan secara langsung, misalnya jika hubungan langsung tersebut memerlukan ongkos yang besar, ataupun karena terlalu rumit untuk dilaksanakan; 
(2) Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology)pada jenis teknologi ini kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan. Hasil dari suatu kegiatan menjadi output bagi kegiatan berikutnya, berurutan, hingga akhirnya produk siap untuk digunakan oleh konsumen; 
(3) teknologi intensif (intensitive technology) teknologi intensif merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang keseluruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi intensif ini umumnya digunakan pada kegiatan yang mempunyai akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien mengalami perubahan. Penelitian kelompok Aston merumuskan skala pengklasifikasian teknologi yang dapat digunakan dalam teknolgi manufaktur maupun non-manufaktur. 
         Kelompok Aston menemukan tiga variabel utama yang dianggap merupakan gambaran dari aliran kegiatan kerja suatu organisasi, yaitu: 
(1) otomatisasi peralatan (automation of equipment), yaitu menurut presentase kegiatan yang dilaksanakan oleh mesin ataupun peralatan bekerja sendiri secara otomatis dan tidak dilakukan oleh manusia; 
(2) fleksibilitas aliran kegiatan (workflow regidity), menunjukan fleksibilitas pengetahuan, keterampilan dan peralatan yang digunakan dalam proses kegiatan; 
(3) ketelitian evaluasi proses (specifity of evaluation), menunjukan tingkat ketelitian yang digunakan dalam mengevaluasi proses yang dilakukan, mulai dari evaluasi yang ketelitiannya tinggi dengan menggunakan pengukuran secara kuantatif, sehingga evaluasi yang tingkat ketelitiannya rendah yang hanya didasarkan pada pendapat pribadi, tanpa melakukan pegukuran yang teliti. 
        Kelompok Aston menggabungkan tiga variabel tersebut menjadi satu skala pengukuran teknologi, yang dinamakan integrasi aliran kegiatan (workflow integration). Temuannya adalah makin tinggi angka integrasi aliran kegiatan suatu perusahaan menunjukan tingkat otomatisasi peralatan yang lebih besar, aliran kegiatan yang lebih kaku, dan ketelitian evaluasi proses yang lebih tinggi. Perusahaan manufaktur ternyata mempunyai nilia integrasi aliran kegiatan lebih tinggi dari perusahaan non-manufaktur. Terdapat hubungan antara teknologi dengan struktur organisasi.

C. Penerapan teknologi pada bagian-bagian organisasi.
       Pada suatu organisasi yang kompleks setiap bagian organisasi mempunyai teknologi yang jenisnya berbeda-beda disebabkan kenyataan bahwa setiap bagian organisasi melakukan kegiatan mengubah input menjadi output dengan teknologi yang berlainan. Perrow menunjukan adanya dua dimensi dari kegiatan kerja yang mempunyai relevansi terhadap struktur maupun kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi, yaitu; (1) variasi tugas (task variaty), menunjukan banyaknya kekecualian (exception) dalam tugas yang diukur dengan banyaknya hal tak terduga dan hal yang baru, yang terjadi dalam proses pekerjaan; (2) kemudahan analisis (analyzability), yaitu pekerjaan yang mudah dianalisis bisa diuraikan menjadi beberapa langkah yang jelas, dan juga bersifat mekanistik sehingga bisa dijalankan dengan prosedur yang bersifat obyektif dan terukur secara kuantitatif. Penyelesaian masalah menjadi mudah karena setiap langkah dalam proses terukur secara jelas dan mudah diketahui jika ada penyimpangan.
32
Perow mengklasifikasi empat jenis teknologi, yaitu (1) teknologi rutin, ditandai dengan variasi tugas yang kecil, pekerjaan yang dilakukan umumnya bisa mempunyai standar dan juga formal, serta mempunyai prosedur komputasi tertentu untuk menyelesaikannya. Ini berarti bahwa jenis teknologi rutin mempunyai tingkat kemudahan analisis yang tinggi; (2) teknologi non rutin, ditandai dengan mempunyai variasi tugas yang dapat dikatakan tinggi, dan juga proses yang tidak terlalu dimengerti sehingga tidak mudah untuk dianalisis.dalam penyelsaian pekerjaan yang termasuk teknologi non-rutin , diperlukakan usaha yang cukup besar untuk menganalisis kegiatan maupun permasalahan yang muncul, karena itu, diperlukakan adanya pengalaman yang cukup tinggi serta pengetahuan teknis yang memedai; (3) teknologi Craft cirinya adalah adanya aliran kegiatan yang relatif stabil, tetapi dengan proses yang tidak terlalu dimengerti. Karena itu pekerjaan jenis ini menuntut pengalaman yang tinggi serta latihan yang cukup agar para karyawan dapat menghadapi permasalan yang rumit dengan bijaksana berdasarkan intuisi dan pengalamannya; (4) teknologi engineering, yaitu pekerjaan yang cukup rumit karena variasi tugas yang cukup tinggi tetapi umumnya kegiatan ditangani dengan formula prosedur maupun teknik yang sudah baku. Permasalahan umumnya diselaseaikan dengan menggunakan sejumlah pengetahuan yang sudah cukup mapan sebagai ajuan. Teknologi yang digunakan pada suatu organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap berbagai karakteristik organisasi seperti kualifikasi karyawan, struktur organisasi dan pola organisasi. Hubungan antara teknologi dengan berbagai karakteristik tersebut dapat terlihat berdasarkan: (a) organisasi organik dan mekanistik; (b) kualifikasi karyawan; (c) struktur formal; (d) rentang kendali, yaitu sebagaian jumlah karyawan yang dipimpin oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Besarnya rentang kendali dipengaruhi oleh rumitnya kegiatan dan juga tingkat profesionalisme karyawan dalam organisasi. Rentang kendali harus lebih kecil agar atasan dan para bawahan bisa lebih sering berinteraksi; (e) desentralisasi, power dan kebebasan mengambil keputusan; (f) komunikasi; (g) koordinasi dan control.

Tujuan : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mengetahui peranan teknologi dalam organisasi serta teknologi pada bagian-bagian organisasi

Karakter lingkungan organisasi

A. Teori lingkungan organisasi;
       Lingkungan organisasi secara umum diartikan sebagai sesuatu yang tidak berhingga (infinit) dan mencakup seluruh elemen yang terdapat diluar suatu organisasi. Dalam kenyataannya tidak semua elemen lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap organisasi. Untuk keperluan analisis, lingkungan diartikan sebagai seluruh elemen yang terdapat diluar batas-batas organisasi, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi sebagian ataupun suatu organisasi secara keseluruhan. Kelangsungan hidup organisasi sepenuhnya tergantung pada kemampuan organisasi tersebut untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dan tanggapan pada lingkungan eksternal. Lingkungan itu memberikan sumber energi, penyaluran, dan penerimaan organisasi. Suatu hubungan organisasi pada lingkungan eksternal adalah tidak dapat dipungkiri serta dipertahankan melalui interaksi yang konstan dan berkelanjutan. Berbagai tantangan lingkungan dapat mendorong interaksi dengan macam-macam sector lingkungan atau kemungkinan meliputi sejumlah interaksi yang berbeda.               Tantangan ini meliputi berbagai pertimbangan ekologis, tekanan untuk memprakarsai mempertahankan system keuangan (upah) dan kebijaksanaan personalia yang jujur, suatu pertumbuhan gerakan para konsumen yang menganjurkan kualitas dan keselamatan produk, kelangsungan suatu produk, barang atau jasa yang bermanfaat dan memuaskan, serta integrasi yang baik antara tujuan organisasi. Pengelola organisasi bagi penerimaan tantangan lingkungan dapat berubah-ubah, meliputi pertimbangan moral dan etika, pengetahuan akan kepentingan diri sendiri (motif keuntungan) dan konstrain yang legal. Kelangsungan hidup organisasi jangka panjang adalah ketergantungan pada beberapa bentuk interaksi dengan ekosistem atau lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal meliputi energi, sumber-sumber penghasil, dan konsumen. Penerimaan lingkungan bagi kelestarian hanya akan diperoleh jika organisasi menerima berbagai tantangan lingkungan. Organisasi adalah system terbuka, sehingga organisasi perlu memperhatikan pengaruh lingkungan dalam memberikan penjelasan mengenai perilaku organisasi. Untuk dapat melakukan analisis terhadap lingkungan organisasi perlu mengidentifikasi keseluruhan factor luar yang berpengaruh terhadap organisasi. Perilaku elemen-elemen organisasi dan aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, seperti struktur, sasaran teknologi, dan strategi organisasi.

B. Segmen-segmen lingkungan;
              Keadaan lingkungan organisasi bisa dipahami melalui analisis terhadap segmen-segmennya, yaitu bagian-bagian dari lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku maupun performansi organisasi. 
          Lingkungan organisasi terdiri dari 9 segmen. Setiap segmen perlu dianalisis untuk mengetahui elemen-elemennya dan juga kesempatan serta hambatan yang dapat ditimbulkannya bagi organisasi. Segmen-segmen lingkungan organisasi meliputi; 
(1) industri, mencakup seluruh organisasi lain yang bergerak disektor kegiatan yang sama dan merupakan saingan bagi organisasi, hal tersebut berpengaruh terhadap ketidak pastian dalam persaingan antar organisasi; 
(2) bahan baku, organisasi harus mendapatkan bahan baku dari lingkungannya, kadang-kadang lingkungan tidak dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang cukup, sehingga berbahaya bagi industri; 
(3) tenaga kerja, organisasi perlu mendapatkan tenaga kerja dengan tingkat keahlian, kualifikasi dan jumlah yang cukup. Jika kebutuhan tenaga kerja tidak dapat dipenuhi oleh lingkungan, organisasi akan memperoleh kesulitan dalam menghasilkan output; 
(4) keuangan, menggambarkan tingkat kemudahan untuk memperoleh sumber keuangan bagi organisasi; 
(5) pasar, menggambarkan besarnya permintaan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi; 
(6) teknologi, merupakan pengetahuan serta teknik-teknik yang digunakan untuk membuat produk ataupun jasa, teknologi berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi; 
(7) kondisi ekonomi, menggambarkan keadaan umum dari perekonomian suatu organisasi, kondisi ekonomi seperti besarnya daya beli konsumen, tingkat pengangguran, tingkat suku bunga, besarnya inflasi, dan tingkat permintaan produk; 
(8) pemerintah, mencakup peraturan-peraturan dan system pemerintahan serta kondisi politik suatu organisasi; 
(9) kebudayaan, mencakup karakteristik demografis dan system nilai yang berlaku pada masyarakat di mana organisasi berada. 
           Sembilan segmen lingkungan ini, terdiri dari berbagai elemen yang dianggap mempunyai potensi untuk mempengaruhi organisasi. Setiap segmen dapat diamati dan dianalisis oleh pimpinan organisasi untuk menetapkan cara pengelolaan organisasi yang sesuai dalam menghadapinya. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua segmen sama pentingnya bagi organisasi walaupun ada kaitan antara masing-masing segmen tetapi biasanya ada satu atau lebih segmen yang berpengaruh besar terhadap organisasi sehingga perlu perhatian yang khusus. Karena tidak semua elemen memiliki pengaruh yang sama terhadap organisasi, maka yang penting adalah menemukan cara untuk mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang dapat digunakan pada semua organisasi yang berada pada lingkungan yang berbeda.

C. Ketidakpastian lingkungan;
         Setiap organisasi dimanapun baik penghasil produk maupun jasa akan menghadapi tingkat ketidakpastian lingkungan, sebab tidak ada organisasi secara sempurna mampu mengumpulkan secara internal semua sumber daya (resources) yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisasi.
        Ketidakpastian (uncertainty) lingkungan menunjukan keadaan dimana pimpinan organisasi tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai keadaan lingkungannya, sehingga akan menyebabkan timbulnya kesulitan dalam memperkirakan perubahan-perubahan lingkungan yang akan terjadi. Ketidakpastian ini menyebabkan tindakan-tindakan yang akan diambil oleh organisasi mempunyai resiko kegagalan yang tinggi. Pengaruh lingkungan terhadap organisasi dapat dianalisis melalui dua dimensi yaitu melalui kompleksitas dan stabilitas. Kedua dimensi ini menentukan besarnya ketidakpastian lingkungan yang harus dihadapi oleh organisasi. Kompleksitas (keragaman) lingkungan menunjukan heterogenitas atau banyaknya elemen-elemen eksternal yang berpengaruh terhadap berfungsinya suatu organisasi. Stabilitas lingkungan menggambarkan kecepatan perubahan yang terjadi pada elemen-elemen lingkungan. Lingkungan terdiri dari jenis lingkungan yang sangat stabil hingga lingkungan yang sangat tidak stabil. Lingkungan dianggap stabil apabila elemen-elemennya jarang sekali mengalami perubahan, sehingga keadaan lingkungan boleh dianggap tetap selama bertahun-tahun.

Jenis lingkungan
 Tenang – Acak (Placid Randomized)
 Tenang-Mengelompok (Placid-Clustered)
 Diganggu-Bereaksi (Disturbed-Reactive)
 Lingkungan Kacau (Turbulent Field)

Karakteristik
 Perubahan jarang dan hanya terjadi untuk elemen tunggal atau individual.
 Perubahan jarang dan terjadi dalam bentuk kelompok elemen yang saling berkaitan.
 Lingkungan bereaksi terhadap perubahan dalam organisasi, juga sebaliknya organisasi berukuran besar dan tindakannya bisa diamati.
 Lingkungan sering berubah dan terjadi dalam bentuk kelompok, kompleksitas yang tinggi dan perubahan yang cepat.

Tindakan organisasi
 Konsentrasi pada operasi rutin sehari-hari, perencanaan hanya sedikit.
 Perencanaan serta peramalan agar dapat mengantisipasi perubahan, menghindari perubahan berkelompok.
 Perencanaan untuk mengantisipasi tindakan dan reaksi organisasi lain.
 Perlu interpretasi lingkungan dan adaptasi agar tetap hidup
Corak Lingkungan dan Tindakan Organisasi Sumber: Lubis & Husaini, (1987:31)


D. Pengaruh lingkungan terhadap organisasi;
       Karakteristik lingkungan berpengaruh terhadap terhadap organisasi karena adanya ketergantungan organisasi terhadap sumber-sumber yang terdapat pada lingkungan. Organisasi mempunyai ketergantungan ganda terhadap lingkungannya, yaitu produk dan jasa yang merupakan output organisasi yang dikonsumsi oleh pemakai yang terdapat pada lingkungannya. Organisasi juga mendapatkan berbagai jenis input dari lingkungannya. Organisasi jadi berbahaya apabila pertukaran input dan output menjadi tidak seimbang. Terdapat dua cara adaptasi yang dapat dilakukan oleh organisasi. Cara pertama adalah melalui perubahan internal, yaitu dengan menyesuaikan struktur internal organisasi, pola kerja, perencanaan dan aspek internal lainnya, terhadap karakteristik lingkungan. Cara kedua, adalah dengan berusaha untuk menguasai dan mengubah kondisi, lingkungan sehingga menguntungkan bagi organisasi.

E. Strategi pengendalian lingkungan.
          Struktur organisasi, bagian pembatas, peredam, diperensiasi dan perencanaan merupakan cara-cara yang dapat dipilih untuk menyesuaikan kondisi organisasi terhadap tuntutan lingkungan. Karena itu organisasi yang berada pada lingkungan dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi akan mempunyai struktur dan system manajemen yang berlainan dari organisasi yang beroperasi pada lingkungan dengan tingkat ketidak pastian yang berbeda. 
       Terdapat dua cara atau strategi yang dapat ditempuh oleh organisasi untuk menguasai ataupun mengendalikan lingkungannya, yaitu: 
(1) menguasai terciptanya hubungan yang baik dengan elemen-elemen yang terpenting dari lingkungannya; 
(2) berusaha mengendalikan atau membentuk lingkungan agar tidak berbahaya dan bisa menguntungkan bagi organisasi.

Tujuan : Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, dan pemahaman mengenai karakteristik lingkungan organisasi dalam cakupan lingkungan organisasi internal maupun dalam cakupan organisasi ekternal

Penalaran Tugas dan Tanggung Jawab Admin Server

1.      Menalar Tugas dan Tanggung Jawab Admin Server
Admin tidak hanya bisa melakukan pekerjaan prosedural, secara tetap dan statis. Kemungkinan yang terjadi di server berbeda-beda, sehingga admin server harus bisa menyesuaikan dengan keadaan.

Admin server harus bisa menalar, mengira-ngira apa yang harus dilakukan, bagaimana cara menanggulangi suatu masalah. Seperti, saat terjadi kesalahan pada server, atau terjadi serangan pada server. Admin server harus bisa mengantisipasi segala sesuatu yang sebelumnya tidak tertulis sebagai tugasnya.

Apakah tugas admin server selalu mudah seperti protokol yang sudah berlaku? Admin server bertanggung jawab untuk mengatasi segala masalah apapun caranya. Bagaimana cara memecahkan masalah server?

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu masalah, pendekatan-pendekatan khusus untuk mencari akar permasalahan harus dilakukan.



Rangkaian masalah berurutan berbentuk piramid. Apabila yang bawah rusak, maka lapisan atas dipastikan tidak akan bisa berjalan. Lalu bagaimana pendekatan untuk melakukan troubleshooting atau pemecahan masalah.
Ada dua cara metode, dari atas ke bawah, atau dari bawah ke atas. Pendekatan pemecahan masalah dari bawah merupakan yang paling efektif, dilakukan pengecekan pada media penghubung server dan client. Apakah ada masalah? Lalu dilanjutkan mengecek hardware eksternal dari server, yaitu hardware yang berhubungan dengan media seperti NIC. Apakah ada masalah? Lalu dilanjutkan mengecek hardware internal server seperti hardisk corrupt, RAM, apakah ada yang rusak? Lalu dilanjutkan mengecek konfigurasi server, adakah konfigurasi yang salah diketikkan? Lalu dilanjutkan mengecek aplikasi server, seperti DNS, Web Server, adakah kesalahan pada aplikasi server? Lalu dilanjutkan pada aplikasi yang mengimplementasikan layanan dari aplikasi server, adakah kesalahan?
Pengecekan dari bawah ke atas bisa digunakan untuk memecahkan masalah secara cepat, karena apabila cuma media yang rusak, kita tidak perlu memecah dari atas.
Namun, melakukan pengecekan secara buta juga bisa membuat troubleshooting berjalan lama. Pengecekan yang paling akurat, dan cepat, adalah melakukan pencatatan atas setiap perubahan yang terjadi.






Subjek
Perubahan
Waktu
Media
Pengkabelan ulang RJ45 antara Server-1 dengan Router-1.
03 Oktober 2013
Konfigurasi Server
Pengaturan ulang NAT
04 Oktober 2013
Konfiguras Aplikasi
Server
We Server   Apache,
Penambahan Host
05 Oktober





 Dengan menuliskan log perubahan, maka kita bisa tahu kira-kira bagian mana yang terakhir kali dirubah, dan mengapa, dan kemungkinan terjadi kesalahan saat perubahan itu.

Admin server harus terus membuat servernya stabil, dengan performa optimal. Melakukan update dan patch di berbagai sistem server. Tidak serta-merta langsung melakukan update, admin server harus tahu apakah update tersebut diperlukan.   Dia   juga   harus   melakukan   backup   terlebih   dahulu   sebelum melakukan update untuk melindungi server dari kesalahan yang tidak diinginkan gara-gara update.

Dengan melakukan update dan patch, maka keamanan dan kehandalan server bisa terjamin.

Proses  update  dan  backup  selalu  beriringan,  tidak  boleh  tidak.  Sebelum dilakukan update, maka terlebih dahulu lakukan backup.

Proses yang sama juga dilakukan ketika melakukan integrasi dengan teknologi baru.   Admin   server   harus   bisa   melakukan   benchmark,   uji   coba   dan mendapatkan   hasil   statistik   tentang   operasional   server.   Lalu   melakukan perbaikan untuk membuat hasil benchmark yang memuaskan.

Tidak hanya memperbaiki ketika rusak, sebisa mungkin admin server harus mengantisipasi kerusakan. Bagaimanapun caranya, kerusakan harus diminimalisir.  Apabila  ada  beberapa  bagian  yang  membuat  server  bekerja dengan lambat, mungkin karena salah konfigurasi, terlalu banyak file-file sampah dan juga data-data tidak berguna.



Harus dilakukan maintenance secara berkala terhadap server, dan lihat apa yang terjadi  setelah  maintenance  dengan  melakukan  benchmark.  Apabila  setelah



maintenance terjadi penurunan nilai benchmark, pasti ada sesuatu yang terjadi saat maintenance.

Hal-hal  seperti  ini  harus  diatasi  oleh  admin,  untuk  membuat  server  yang dimanajemen berjalan dengan optimal.


Kesimpulan
Melakukan  penalaran  tugas  admin  server  adalah  cara  untuk melaksanakan tugas yang tidak tertulis di tata cara atau tugas utama admin server.

Admin server dituntut untuk menyelesaikan masalah bagaimanapun itu, dengan cara apapun, yang penting server berjalan dengan lancar dan aman. Cara pemecahan bisa bermacam-macam, namun intinya adalah penelusuran dalam bentuk piramid.

Care bentuk piramid melakukan pengambilan informasi dari dasar, sehingga  akar  permasalahan  bisa  dipecahkan  satu-persatu  hingga ketemu titik dimana terjadi kesalahan dan bagaimana memperbaikinya.

Cara yang paling akurat dan cepat adalah dengan mencatat setiap perubahan yang terjadi pada sistem, selain pertanggung-jawaban yang jelas, penelusuran kesalahan bisa dilakukan secara tepat, dan tidak membuang waktu menelusuri permasalahan dari bawah.

Dengan berbagai macam cara, admin server harus membuat server berjalan dengan optimal dengan update, mengatur konfigurasi paling optimal, menerapkan teknologi baru, sehingga server terus berkembang dan bisa sesuai dengan keinginan kita.

Tidak hanya saat keadaan mendesak, sebisa mungkin admin server membuat keadaan mendesak menghilang dengan mengantisipasinya jauh hari dengan melakukan pengecekan rutin.